Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar kegiatan Pemantapan Bela Negara bagi Pelajar Tahun 2025, yang diikuti oleh unsur peserta dari Paskibra Kecamatan se-Kabupaten Bogor. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bakesbangpol Kabupaten Bogor, Ferdinando Selmi Pardede.
Dalam sambutannya, Ferdinando menegaskan bahwa Bela Negara memiliki arti luas dan tidak serta-merta diidentikkan dengan memegang senjata. “Bagi pelajar, wujud bela negara yang paling mendasar adalah belajar dengan giat, membentuk karakter yang kuat, serta berkontribusi positif bagi lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, Ferdinando juga menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial. Ia mengingatkan bahwa generasi muda kini dihadapkan pada maraknya informasi palsu, provokasi, dan konten negatif yang berpotensi memecah belah bangsa. “Anak muda harus berhati-hati dalam menerima informasi, jangan mudah terpengaruh hoaks dan ajakan yang tidak bertanggung jawab,” pesannya.
Tak kalah penting, Ferdinando turut menyoroti isu perundungan (bullying) yang masih sering terjadi di lingkungan pelajar. Ia menegaskan bahwa perundungan adalah tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai bela negara. “Bela negara berarti menjaga persatuan dan menjunjung nilai kemanusiaan. Perundungan adalah bentuk perilaku yang merusak, baik bagi korban maupun lingkungan sekolah. Saya harap adik-adik Paskibra menjadi teladan dalam mencegah dan menghentikan praktik perundungan,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, Pemkab Bogor berharap para pelajar—khususnya anggota Paskibra—dapat menjadi generasi yang disiplin, berintegritas, bijak dalam bermedia sosial, serta mampu menciptakan lingkungan yang aman dan saling menghargai.
Pemantapan Bela Negara ini menjadi langkah strategis dalam membentuk generasi muda Kabupaten Bogor yang cerdas, tangguh, dan siap berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
Dalam sambutannya, Ferdinando menegaskan bahwa Bela Negara memiliki arti luas dan tidak serta-merta diidentikkan dengan memegang senjata. “Bagi pelajar, wujud bela negara yang paling mendasar adalah belajar dengan giat, membentuk karakter yang kuat, serta berkontribusi positif bagi lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, Ferdinando juga menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial. Ia mengingatkan bahwa generasi muda kini dihadapkan pada maraknya informasi palsu, provokasi, dan konten negatif yang berpotensi memecah belah bangsa. “Anak muda harus berhati-hati dalam menerima informasi, jangan mudah terpengaruh hoaks dan ajakan yang tidak bertanggung jawab,” pesannya.
Tak kalah penting, Ferdinando turut menyoroti isu perundungan (bullying) yang masih sering terjadi di lingkungan pelajar. Ia menegaskan bahwa perundungan adalah tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai bela negara. “Bela negara berarti menjaga persatuan dan menjunjung nilai kemanusiaan. Perundungan adalah bentuk perilaku yang merusak, baik bagi korban maupun lingkungan sekolah. Saya harap adik-adik Paskibra menjadi teladan dalam mencegah dan menghentikan praktik perundungan,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, Pemkab Bogor berharap para pelajar—khususnya anggota Paskibra—dapat menjadi generasi yang disiplin, berintegritas, bijak dalam bermedia sosial, serta mampu menciptakan lingkungan yang aman dan saling menghargai.
Pemantapan Bela Negara ini menjadi langkah strategis dalam membentuk generasi muda Kabupaten Bogor yang cerdas, tangguh, dan siap berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.